Berawal ketika grub yang saya pasang di netbook tiba-tiba hilang dan kebingungan gak bisa masuk OS, kemudian saya mencari-cari cara untuk mengembalikannya dan akhirnya grub yang jadi pintu masuk untuk bisa booting ke OS, akhirnya bisa di kembalikan dengan bantuan live USB flash disk untuk masuk ke sistem ubuntu secara live. Dengan beberapa baris perintah yang kita ketikkan di terminal shell linux, GRUB akhirnya bisa kembali lagi, tapi bukan itu yang akan saya sharing disini, tapi saya akan mengutip sebuah tulisan yang membahas tentang shell script, karena seperti kasus saya tentang GRUB yang hilang itu, ternyata proses pengembalian GRUB, (yang hanya sekitar 5 baris script) ataupun proses yang lebih kompleks bisa di otomasikan dengan hanya mengeksekusi sebuah file .sh
Berikut saya kutipkan tulisan tentang shell script yang semoga saja membantu bagi siapa saja yang ingin belajar tentang linux dan khususnya shell script...
1.0 APA ITU SHELL SCRIPT
------------------------
Dalam lingkungan unix, kata 'shell' mengacu pada semua program yang dapat
dijalankan pada command line. Jadi secara sederhana shell script merupakan
kumpulan perintah yang disimpan pada suatu file. Extensi umum yang digunakan
untuk shell script adalah '.sh', sebenarnya hal ini tidak mutlak karena
pada dasarnya unix mengabaikan extensi file.
Shell juga dapat mengacu pada program yang menangani command line itu
sendiri dalam sistem operasi UNIX program tersebut adalah Bourne Shell
(1978 - Steve Bourne) disingkat sh. Dalam sistem operasi GNU/Linux shell yang
menjadi standar adalah Bourne Again Shell(bash). Bash merupakan shell yang
kompatibel dengan sh dan memiliki lebih banyak fitur.
Jika anda ingin menguasai shell script tentu anda harus tahu dan hafal
sedikit banyak perintah dasar command line, seperti mengkopi file(cp),
merename file(mv), mencetak string (echo), melihat file(cat), dan beberapa
perintah dasar lainnya.
Shell script juga menyediakan beberapa fitur yang tersedia pada bahasa
pemrograman tingkat tinggi seperti variabel, percabangan dan perulangan.
Berikut ini adalah contoh sederhana penggunakan shell script:
lug@stikom.edu:~$ nano hello.sh
#!/bin/sh
echo 'HELLO WORLD'
Untuk menjalankan ada dua cara, pertama melalui program shell itu sendiri
lug@stikom.edu:~$ sh hello.sh
Kedua adalah mengeksekusinya secara independen, untuk melakukan hal tersebut
anda harus memberi permission 'execute' pada file.
lug@stikom.edu:~$ chmod +x hello.sh
lug@stikom.edu:~$ ./hello.sh
HELLO WORLD
Baris pertama #!/bin/sh adalah MUTLAK diperlukan dan HARUS diletakkan pada
BARIS PERTAMA agar file yang anda buat dikenali sistem sebagai shell script.
Tanda '#!' sering disebut 'shebang' operator. Tanda tersebut menandakan
bahwa file tersebut adalah shell script. Sisanya misal '/bin/sh' adalah
lokasi file binari atau program. Dalam contoh kita menggunakan program
bash '/bin/sh' atau '/bin/bash'.
Tanda # jika tidak terletak pada baris dan kolom paling awal akan dianggap
sebagai komentar oleh shell.
------------
1.1 Variabel
------------
Pemberian variabel pada shell script bersifat 'dynamic typing' karena
shell script tidak mengenal adanya tipe data. Pada shell script dikenal
dua istilah variabel yaitu SYSTEM VARIABLE(SV) dan USER DEFINED VARIABLE
(UDV). SV adalah kumpulan variabel yang telah dideklarasikan secara otomatis
oleh shell, sedangkan UDV adalah variabel yang kita buat sendiri. Contoh dari
variabel SV adalah HOME, SHELL, RANDOM, OSTYPE, dan masih banyak yang lain.
Dalam membuat variabel ada beberapa aturan yang harus dipenuhi agar variabel
tersebut dianggap valid oleh shell, syntax untuk penamaan variabel adalah:
nama_variabel=NILAI
Perhatikan bahwa tidak ada spasi antara nama_variabel dengan tanda '=' juga
dengan NILAI. Ini adalah suatu KEHARUSAN. Berikut adalah beberapa aturan
tentang penamaan variabel:
1. Variabel HARUS diawali ABJAD atau _ (tidak dapat diawali angka)
2. Variabel dapat terdiri dari karakter alphanumeric dan _
3. Variabel bersifat CaSe SeNsItIvE
4. Jika isi variabel mengandung spasi sebaiknya apit dengan tanda petik (')
atau (").
5. Gunakan escape character (\) untuk karakter non-literal
seperti (\', \$, \?, dll)
Untuk mencetak nilai dari suatu variabel digunakan tanda dollar ($) didepan
nama variabel, contoh:
lug@stikom.edu:~$ a='Hello '
lug@stikom.edu:~$ b='World!'
lug@stikom.edu:~$ echo $a$b
Hello World!
lug@stikom.edu:~$ echo ${a}${b}
Hello World!
Cara yang terakhir adalah cara yang disarankan untuk menghindari kesalahan
dalam melakukan concat string.
Jika anda ingin menyimpan output dari suatu perintah kedalam suatu variabel
gunakan tanda backtick (`). Contoh, kita akan melihat isi direktori home
lalu menyimpannya dalam variabel isi_home.
lug@stikom.edu:~$ isi_home=`ls /home`
lug@stikom.ecu:~$ echo $isi_home
Dalam shel juga terdapat SPECIAL VARIABEL untuk mendapatkan exit status dari
suatu program. Pada UNIX setiap program dinyatakan selesai TANPA error
apabila exit statusnya SAMA DENGAN 0. Selain itu maka program tersebut
selesai tapi dengan error. Variabel tersebut adalah "$?".
lug@stikom.edu:~$ ls /home
lug@stikom.edu:~$ echo $?
0
lug@stikom.edu:~$ ls /file/ngawur
lug@stikom.edu:~$ echo $?
2
Angka 2(TIDAK SAMA DENGAN 0) menunjukkan bahwa program ls keluar dengan
status terjadi error. Penggunaan exit sangat penting saat kita membuat
shell script yang kompleks, dimana didalamnya kita banyak menggunakan
program lain.
------------------------------
1.2 Command Line dan Argument
------------------------------
Ketika berbicara shell script kita pasti berhubungan dengan command line.
Apabila berbicara tentang command line pasti berhubungan dengan argument.
Apaliba berbicara tentang argument.....cukup....cukup.... nanti malah sampai
sejarah kerajaan majapahit nantinya :)
Perintah-perintah command line umumnya memerlukan minimal satu buah argumen
agar dapat mengerjakan tugasnya secara optimal. Apa itu argument? secara
sederhana argumen adalah text/character yang ditempatkan setelah nama program
dengan pemisah minimal satu spasi.
Contoh berikut mengilustrasikan pemberian dua argument pada perinta copy file
`cp`. Perintah cp memerlukan dua argument yaitu 1)lokasi file awal
2)lokasi file tujuan
lug@stikom.edu:~$ cp /foo/bar /tmp/bar
^ ^
argument-1 argument-2
Pada sistem Linux dikenal dua istilah argument short style(UNIX style) dan
long style(GNU Style). Hampir setiap program command line pada linux
menyediakan dua opsi tersebut saat memberikan argument. Penulisan argument
UNIX style biasanya hanya terdiri dari satu huruf contoh '-l' pada perintah
`ls`.
lug@stikom.edu:~$ ls -l
Sedangkan GNU style umumnya terdiri dari minimal sebuah kata contoh
'--all' pada perintah `ls`.
lug@stikom.edu:~$ ls --all
Untuk membaca argument dalam shell script digunakan special variabel yaitu
$0, $1, $2,...$9. Variabel $0 adalah nama program itu sendiri.
CATATAN:
Untuk mengetahui jumlah argument yang diinputkan user gunakan variabel $#,
sedangkan untuk mendapatkan seluruh argument gunakan variabel $*.
LATIHAN:
Buat sebuah shell script untuk menampilkan nama user, nama tersebut
diinput melalui argument ke-1
JAWAB:
lug@stikom.edu:~$ nano nama.sh
#!/bin/sh
nama=$1
echo 'Halo '$nama', selamat datang!'
lug@stikom.edu:~$ chmod +x nama.sh
lug@stikom.edu:~$ ./nama.sh STIKOM
Halo STIKOM, selamat datang!
lug@stikom.edu:~$ ./nama.sh STIKOM SURABAYA
Halo STIKOM, selamat datang!
lug@stikom.edu:~$ ./nama.sh 'STIKOM SURABAYA'
Halo STIKOM SURABAYA, selamat datang!
CATATAN:
Untuk menyimpan file pada nano Tekan CTRL-O lalu jika ingin keluar tekan
CTRL-X.
--------------------------
1.3 Perhitungan Aritmatik
--------------------------
Untuk melakukan perhitungan aritmatik, shell tidak memiliki kemampuan
built-in, tetapi meminta bantuan program lain yaitu `expr`. Program expr
berfungsi untuk mengevaluasi suatu expresi baik itu perbandingan string
atau operasi aritmatik sederhana.
Operator aritmatik yang disediakan expr antaran lain:
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| Operator | KETERANGAN |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| + | Operator Penjumlahan contoh: expr 1 + 1 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| - | Operator Pengurangan contoh: expr 10 - 9 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| * | Operator Perkalian contoh: expr 10 \* 10 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| / | Operator Pembagian contoh: expr 10 / 2 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
| % | Operator Modulus contoh: expr 15 % 3 |
+-----------+-----------------------------------------------------------+
Selain digunakan untuk perhitungan aritmatik, perintah `expr` juga cukup
handal untuk melakukan manipulasi string, untuk lebih jelas silahkan lihat
halaman manual dari expr dengan mengetikkan `man expr`.
LATIHAN:
Buatlah sebuah shell script untuk menghitung nilai dari argument-1 dikali
argument-2 ditambah argument-3!
JAWABAN:
Secara matematis perhitungannya adalah
(argument-1 + argument-2) + argument-3.
Tidak seperti bahasa tingkat tinggi, pada shell script untuk memberi
prioritas pada suatu perhitungan kita menggunakan tanda $[ ... ]. Jadi
perhitungannya menjadi
$[ argument-1 + argument-3 ] + argument-3
Keuntungan lain ketika kita menggunakan tanda $[...] adalah kita tidak perlu
melakukan escaping character pada tanda perkalian(*). Berikut ini adalah
shell scriptnya.
lug@stikom.edu:~$ nano hitung.sh
#!/bin/sh
bil1=$1
bil2=$2
bil3=$3
echo -n "HASIL DARI $bil1 * $bil2 + $bil3 = "
echo `expr $[ $bil1 * $bil2 ] + $bil3`
lug@stikom.edu:~$ chmod +x hitung.sh
lug@stikom.edu:~$ ./hitung.sh 10 10 10
HASIL DARI 10 * 10 + 10 = 110
---------------
1.4 User Input
---------------
Selain melalui argument pada command line, cara lain untuk mendapatkan input
dari user adalah melalui STANDARD INPUT (STDIN). Dimana user langsung
mengetikkan isi dari suatu nilai yang program inginkan.
Untuk mendapatkan input dari user dapat digunakan perintah `read`. Perintah
read tidak begitu berguna jika kita tidak menyimpan hasil inputan tersebut
kedalam sebuah variabel. Untuk menyimpan hasil inputan kita harus memberi
satu argument pada perintah read. Argument inilah yang akan menyimpan nilai
yang diinputkan. Contoh,
lug@stikom.edu:~$ read a
10
lug@stikom.edu:~$ read b
5
lug@stikom.edu:~$ expr $a \* $b
50
LATIHAN:
Sama dengan latihan sebelumnya, hanya saja kali ini gunakan perintah read
untuk membaca setiap bilangan yang diinputkan user.
JAWABAN:
lug@stikom.edu:~$ nano hitung2.sh
#!/bin/sh
# deklarasikan variabel dengan nilai NULL
bil1=
bil2=
bil3=
echo -n 'Masukkan bilangan-1: '
read bil1
echo -n 'Masukkan bilangan-2: '
read bil2
echo -n 'Masukkan bilangan-3: '
read bil3
echo ''
echo -n "Hasil dari $bil1 * $bil2 + $bil3 = "
echo `expr $[ $bil1 * $bil2 ] + $bil3`
lug@stikom.edu:~$ chmod +x hitung2.sh
lug@stikom.edu:~$ ./hitung2
Masukkan bilangan-1: 10
Masukkan bilangan-2: 10
Masukkan bilangan-3: 10
Hasil dari 10 * 10 + 10 = 110
----------
1.5 Piping
----------
Piping merupakan penggabungan dua atau lebih perintah dimana output dari
perintah sebelumnya digunakan sebagai input untuk perintah selanjutnya.
Simbol yang digunakan untuk membatasi perintah yang satu dengan yang lain
adalah tanda pipe "|". Berikut adalah beberapa contoh sederhana penggunaan
piping pada command line.
lug@stikom.edu:~$ cat /etc/passwd | wc -l
lug@stikom.edu:~$ cat /etc/passwd | sort -r
lug@stikom.edu:~$ cat /etc/passwd | grep "/bin/sh/" | wc -l
---------------
1.6 Redirection
---------------
Secara umum jika kita ingin mengambil inputan maka kita mengambil dari
STANDARD INPUT (STDIN) yaitu keyboard. Sedangkan hasil output program yang
tercetak di layar monitor kita disebut STANDARD OUTPUT (STDOUT). Hampir sama
dengan STDOUT, error yang dihasilkan program juga ditampilkan lewat monitor
biasa disebut STANDARD ERROR (STDERR). Setiap standard mempunyai kode file
descriptor sendiri-sendiri diantaranya:
- STDIN => File Descriptor: 0
- STDOUT => File Descriptor: 1
- STDERR => File Descriptor: 2
Dengan mengetahui file descriptor tersebut kita dapat melakukan redirection
(pengalihan), misal dari dari STDOUT menjadi STDERR atau sebaliknya.
Terdapat tiga simbol untuk melakukan redirection diantarnya:
1.
Simbol: ">"
Keterangan: Simbol tersebut akan meredirect output ke dalam suatu file. Jika
file tersebut belum ada maka akan buat secara otomatis, jika
file sudah ada ada maka isinya akan di-overwrite/ditimpa.
2.
Simbol: ">>"
Keterangan: Hampir sama dengan ">" hanya saja jika file sudah ada, maka file
isi tersebut tidak dioverwrite tetapi ditambah.
3.
Simbol: "<"
Keterangan: Simbol "<" artinya input tidak diambil dari STDIN melainkan dari
sebuah file.
Sebagai contoh sederhana, ketika anda mengetikkan perintah `ls /nama/dir`
maka secara default program ls akan menampilkan output ke STDOUT yaitu
layar monitor. Jika kita ingin meredirect output yang dihasilkan kedalam
sebuah file maka kita dapat menggunakan simbol ">" atau ">>". Intinya segala
STDOUT dapat dilakukan redirect.
lug@stikom.edu:~$ echo 'DAFTAR ISI FOLDER LUG' > /tmp/data.txt
lug@stikom.edu:~$ ls /home/lugstikom >> /tmp/data.txt
Untuk contoh "<" kita akan menggunakan program tr, program ini dapat kita
gunakan untuk manipulasi teks. Input yang akan kita berikan ke tr adalah
dari sebuah file, nantinya teks yang ada pada file tersebut akan di-UPPER
CASE semua.
lug@stikom.edu:~$ echo 'stikom surabaya' > /tmp/stikom.txt
lug@stikom.edu:~$ tr "[a-z]" "[A-Z]" < /tmp/stikom.txt
STIKOM SURABAYA
Selain meredirect ke file kita juga dapat melakukan redirect ke file
descriptor lain. Misal dari STDOUT ke STDERR atau sebaliknya.
lug@stikom.edu:~$ rm /file/ngawur 2>&1
lug@stikom.edu:~$ ls / 1>&2
-----------
1.7 FUNGSI
-----------
Hampir sama dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi, pada shell script juga
dikenal istilah fungsi. Dimana dengan adanya fungsi kita dapat membagi
kode kita ke dalam sub-sub yang lebih kecil. Hal ini sangat berguna jika kita
membangun sebuah program shell script yang cukup kompleks. Syntax penggunaan
fungsi pada shell script adalah:
function nama-fungsi()
{
perintah
...
...
return
}
LATIHAN:
Buatlah shell script untuk mencetak banner seperti output berikut:
lug@stikom.edu:~$ ./fungsi.sh
==============================
SELAMAT DATANG DI LUG-STIKOM
==============================
HARI INI: Rabu, 14-05-2008
Tulisan "SELAMAT blabla..." diletakkan dalam fungsi tersendiri, begitu pula
fungsi untuk mencetak tanggal. Fungsi mencetak tanggal nantinya akan
dipanggil didalam fungsi yang mencetak tulisan "SELAMAT...".
JAWAB:
lug@stikom.edu:~$ nano fungsi.sh
#!/bin/sh
function indo_date() {
echo `date +"%A, %d-%m-%Y"`
return
}
function welcome() {
echo "=============================="
echo " SELAMAT DATANG DI LUG-STIKOM"
echo "=============================="
echo -n "HARI INI: "
indo_date
return
}
welcome
lug@stikom.edu:~$ chmod +x fungsi.sh
Apakah fungsi pada shell script juga menerima parameter? YA tapi dengan
sedikit "nyeleneh". Kenapa? jika pada bahasa pemrograman umumnya parameter
diletakkan diantara tanda (), tidak demikian dengan shell script. Cara
pengambilan parameter pada shell script sama dengan pengambilan argument
pada program shell script itu sendiri. Jadi kita dapat menggunakan variabel
$*, $#, $0, $1, dan seterusnya.
Dibawah ini adalah contoh pembuatan fungsi untuk mengubah text menjadi
UPPER-CASE.
lug@stikom.edu:~$ nano fungsi2.sh
#!/bin/sh
function toUpperCase() {
teks=$*
echo $teks | tr "[a-z]" "[A-Z]"
return
}
echo -n "Masukkan teks(lowercase): "
read foo
toUpperCase $foo
lug@stikom.edu:~$ chmod +x fungsi2.sh
lug@stikom.edu:~$ ./fungsi2.sh
Masukkan teks(lowercase): ini lower case
INI LOWER CASE
Pada contoh diatas kita menggunakan variabel $* untuk mengambil parameter
bukan $1 atau $2 dkk karena yang akan diinputkan user kemungkinan mengandung
dua kata atau lebih. Jadi jika kita menggunakan variabel $1 maka yang terbaca
hanya kata pertama. Untuk itu kita gunakan variabel $* yang akan membaca
semua parameter.
---------------
2.0 Percabangan
---------------
Dengan menggunakan percabangan/branching maka kita dapat mengontrol alur
dari shell script yang kita buat. Hal ini memungkinkan kita untuk menulis
program yang sangat kompleks pada shell script. Syntax penggunaan percabangan
pada shell script adalah:
if kondisi
then
...
...
fi
-----------
if kondisi
then
...
...
else
...
...
fi
-----------
if kondisi1
then
...
...
elif kondisi1
...
...
elif kondisi-n
...
...
else
...
...
fi
--------------
case $variabel in
pattern1) perintah
...
perintah;;
pattern1) perintah
...
perintah;;
*) perintah
...
perintah;;
esac
Untuk melakukan perbandingan kondisi pada data kita dapat menggunakan
perintah `test`(man test) atau meletakkannya dalam blok [ ].
Berikut ini adalah operator yang dapat digunakan untuk membandingkan data
NUMERIK:
+------------+-----------------------------------+
| OPERATOR | KETERANGAN |
+------------+-----------------------------------+
| -eq | SAMA DENGAN (=) |
+------------+-----------------------------------+
| -ne | TIDAK SAMA DENGAN (!=) |
+------------+-----------------------------------+
| -gt | LEBIH BESAR (>) |
+------------+-----------------------------------+
| -ge | LEBIH BESAR ATAU SAMA DENGAN (>=) |
+------------+-----------------------------------+
| -lt | KURANG DARI (<) |
+------------+-----------------------------------+
| -le | KURANG DARI ATAU SAMA DENGAN (<=) |
+------------+-----------------------------------+
-------------------
2.1 if...then...fi
------------------
lug@stikom.edu:~$ nano if-then-fi.sh
#!/bin/sh
num_arg=$#
bil1=$1
bil2=$2
function help() {
echo 'Penggunaan: '
echo "$0 bil1 bil2"
echo ''
echo Dimana bil1 dan bil2 harus angka genap.
return
}
function cek_arg() {
if test $num_arg -lt 2
then
help
exit 1 # keluar dengan exit status 1
fi
if [ `expr $bil1 % 2` -ne 0 ] ; then
help
exit 1
fi
if [ `expr $bil2 % 2` -ne 0 ]
then
help
exit 1
fi
return
}
cek_arg
echo 'Argument anda adalah '$bil1' dan '$bil2
exit 0
lug@stikom.edu:~$ chmod +x if-then-fi.sh
lug@stikom.edu:~$ ./if-then-fi.sh
Penggunaan:
./if-then-fi.sh bil1 bil2
Dimana bil1 dan bil2 harus angka genap.
lug@stikom.edu:~$ echo $?
1
lug@stikom.edu:~$ ./if-then-fi.sh 2 4
Argument anda adalah 2 dan 4
lug@stikom.edu:~$ echo $?
0
Perintah exit pada shell script dapat digunakan untuk keluar langsung dari
program. Pada contoh diatas, jika terdapat kesalahan kita keluar dengan exit
status 1( bukan 0 ) artinya program selesai tapi dengan error. Error status
tidak harus 1 tapi bisa sembarang angka asal BUKAN 0.
-------------------------
2.2 if...then...else...fi
-------------------------
Statement pada blok else akan dieksekusi jika kondisi pada pada blok if
bernilai false.
lug@stikom.edu:~$ nano if-else.sh
#!/bin/sh
if test $1 -ge 0
then
echo "Argument bernilai positif"
else
echo "Argument bernilai negatif"
fi
lug@stikom.edu:~$ chmod +x if-else.sh
lug@stikom.edu:~$ ./if-else 10
Argument bernilai positif
lug@stikom.edu:~$ ./if-else -2
Argument bernilai negatif
--------------------------------
2.3 if...then...elif...else...fi
--------------------------------
Statement elif digunakan jika kita ingin memilih lebih dari dua kondisi.
lug@stikom.edu:~$ nano if-elif.sh
#!/bin/sh
pilih=
teks="Sistem operasi pilihan anda adalah "
echo "Pilih Sistem Operasi Anda: "
echo "1. Linux"
echo "2. Mac OS"
echo "3. FreeBSD"
echo "4. Lainnya"
echo ""
echo -n "Masukkan pilihan: "
read pilih
if [ $pilih = "1" ] ; then
echo "${teks}Linux"
elif [ $pilih = "2" ] ; then
echo "${teks}Mac OS"
elif [ $pilih = "3" ] ; then
echo "${teks}FreeBSD"
else
echo "Anda memilih sistem operasi lain"
fi
lug@stikom.edu:~$ chmod +x if-elif.sh
lug@stikom.edu:~$ ./if-elif.sh
Pilih Sistem Operasi Anda:
1. Linux
2. Mac OS
3. FreeBSD
4. Lainnya
Masukkan pilihan: 3
Sistem operasi pilihan anda adalah FreeBSD
-------------
2.5 Nested If
-------------
Pada shell script anda juga dapat meletakkan blok if didalam if atau istilah
"kerennya" nested if. Berikut adalah contoh sederhana penggunaannya.
lug@stikom.edu:~$ nano nested-if.sh
#!/bin/bash
bil=$1
if [ `expr $bil % 2` -eq 0 ] ; then
if [ $bil -ge 0 ] ; then
echo "Angka yang anda masukkan genap dan >= 0"
else
echo "Angka yang anda masukkan genap dan < 0"
fi
else
if [ $bil -ge 0 ] ; then
echo "Angka yang anda masukkan ganjil dan >= 0"
else
echo "Angka yang anda masukkan ganjil dan < 0"
fi
fi
lug@stikom.edu:~$ sh nested-if.sh 10
Angka yang anda masukkan genap dan >= 0
lug@stikom.edu:~$ sh nested-if.sh -5
Angka yang anda masukkan ganjil dan < 0
--------------------
2.6 case...in...esac
--------------------
Perintah case hampir sama dengan if-then-elif-else-fi karena dapat memilih
dari banyak kondisi. Sebagian orang lebih suka menggunakan case...esac
dibanding multi level-if karena lebih mudah dibaca.
Pada contoh dibawah ini adalah modifikasi dari contoh if-then-elif-else-fi
yang pernah dibahas sebelumnya menggunakan case...in...esac.
lug@stikom.edu:~$ nano case.sh
#!/bin/sh
pilih=
teks="Sistem operasi pilihan anda adalah "
echo "Pilih Sistem Operasi Anda: "
echo "1. Linux"
echo "2. Mac OS"
echo "3. FreeBSD"
echo "4. Lainnya"
echo ""
echo -n "Masukkan pilihan: "
read pilih
case $pilih in
"1") echo "${teks}Linux";;
"2") echo "${teks}Mac OS";;
"3") echo "${teks}FreeBSD";;
*) echo "Anda memilih sistem operasi lain";;
esac
lug@stikom.edu:~$ sh case.sh
Pilih Sistem Operasi Anda:
1. Linux
2. Mac OS
3. FreeBSD
4. Lainnya
Masukkan pilihan: 1
Sistem operasi pilihan anda adalah Linux
--------------------------
2.7 Menangkap Error Status
--------------------------
Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk melihat error status
dari suatu perintah kita gunakan special variable "$?". Error status ini
dapat kita gunakan untuk melihat apakah perintah yang kita jalankan berjalan
tanpa error atau tidak. Error status terdiri dari dua flag yaitu:
+-----------+-----------------+
| NO. ERROR | STATUS PROGRAM |
+-----------+-----------------+
| 0 | OK |
+-----------+-----------------+
| !=0 | TERJADI ERROR |
+-----------+-----------------+
NOTE: != artinya TIDAK SAMA DENGAN
Setelah anda mengetahui bagaimana menggunakan percabangan pada shell script
maka kita dapat menggunakanya untuk menangkap error status yang dihasilkan
oleh suatu program.
lug@stikom.edu:~$ nano error-status.sh
#!/bin/sh
perintah=`rm /file/ngawur 2>/dev/null`
if [ $? -eq 0 ] ; then
echo "PERINTAH SUKSES, EXIT STATUS: $?"
else
echo "PERINTAH GAGAL, EXIT STATUS: $?"
fi
ls / 1>/dev/null
if [ $? -eq 0 ] ; then
echo "PERINTAH SUKSES, EXIT STATUS: $?"
else
echo "PERINTAH SUKSES, EXIT STATUS: $?"
fi
lug@stikom.edu:~$ sh error-status.sh
PERINTAH GAGAL, EXIT STATUS: 1
PERINTAH SUKSES, EXIT STATUS: 0
Pada contoh diatas STDERR dan STDOUT semuanya di-redirect ke /dev/null. Hal
ini agar output perintah rm dan ls tidak muncul dilayar. /dev/null adalah
semacam file "blackhole" yang dapat kita gunakan untuk mengririm semua output
yang tidak kita inginkan.
CATATAN:
Variabel $? hanya berisi error status dari perintah yang TERAKHIR KALI
dijalankan.
----------------------------------
3.0 Perulangan dalam Shell Script
----------------------------------
Perbedaan utama kita, manusia dengan komputer adalah jika kita melakukan
suatu pekerjaan berulang-ulang maka rasa bosan pasti datang. Tidak demikian
dengan komputer, komputer melakukan hal-hal yang sama sebanyak 1 juta kali
pun dia akan dengan "senang hati" melakukannya.
Perulangan atau looping adalah pengeksekusian suatu blok perintah selama
kondisi yang digunakan masih bernilai TRUE. Saya yakin anda pernah disuruh
orang tua anda waktu kecil untuk berhitung 1 - 10. Dimana jika sudah melebihi
10 anda harus berhenti berhitung karena kondisi meminta anda untuk berhenti
pada saat mencapai sepuluh.
Analogi sederhana diatas dapat menggambarkan bagaimana suatu looping bekerja.
Dalam shell script terdapat dua tipe perulangan yaitu:
- for loop
- for...do...done
- for...in...do...done
- while loop
Umumnnya perulangan `for` digunakan apabila kita sudah tahu batas perulangan
yang akan kita lakukan. Syntax penulisannya adalah:
for nama_variabel in list
do
...
...
done
-------------------------
for (( expr1; expr2; expr3 ))
do
...
...
done
Sekian dulu tulisan yang saya kutip, jika ada yang ingin lebih jauh belajar tentang shell script bisa mendownload artikel lengkapnya disini, terima kasih.
Keep learning...